Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu | RESEP MASAKAN | LOWONGAN KERJA
Headlines News :
Home » » Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu

Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu

Written By Lampung Aktual on Thursday, September 13, 2012 | 5:26 AM

Dari nama yang dipakai kabupaten ini "Pringsewu", mungkin di benak kita membayangkan jumlah bambu yang banyak di kabupaten tersebut. Saat ini hal tersebut tidaklah demikian, mungkin pada jaman dahulu memang demikian. Nama Pringsewu diambil dari sebuah istilah bahasa jawa Pring artinya bambu, Sewu artinya Seribu, jadi jika digabungkan menjadi Bambu Seribu.

Sejarah Pringsewu diawali pada tahun 1738 Masehi dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya. Perkampungan tersebut ditempati masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu kira-kira berjarak 4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini.

Setelah hampir 2 abad atau tepatnya 187 tahun setelah tahun 1738 yaitu pada tahun 1925 Pemerintah Kolonial Belanda mengadakan kolonisasi dengan mendatangkan sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi tersebut, masyarakat dari pulau jawa tersebut membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.

Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.

Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang beribukota di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943. Selanjutnya Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang merupakan Wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.

Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu.

Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga terbentuk sebagai daerah otonom yang mandiri.

Kabupaten Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan, disamping masyarakat asli Lampung, yang terdiri dari masyarakat yang beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin (Peminggir).

Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan, yang tersebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.
Demikian sejarah singkat Kabupaten Pringsewu.




Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

Popular Posts

Headline News

 
Support : Lampung Aktual
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. LAMPUNG AKTUAL - All Rights Reserved
Template Modification by Lampung Aktual